Sudah berapa lama anda hidup di dunia ini? Sudah tahukah makna nama anda sendiri? Pastinya anda sudah tahu, alasannya ialah itu nama anda sendiri.
Sekarang bagaimana bila pertanyaannya saya ubah. Tahukah anda asal undangan dan arti nama Indonesia? Aneh rasanya bila bangsa Indonesia tidak tahu asal undangan negaranya sendiri. Jika belum tahu dan ingin tahu, silakan baca artikel di bawah baik-baik.
Pernahkah anda bertanya-tanya dalam diri anda, dari mana asalnya istilah nama 'Indonesia'? Apakah istilah ini buatan orang Indonesia sendiri? Atau sebutan yang diberikan orang luar? Simak asal undangan nama Indonesia di bawah ini.
Sebutan jaman dahulu
Sebelum kala ke-19, bangsa Indonesia memiliki banyak sebutan yang berbeda-beda. Saat itu negara kita namanya belum Indonesia.
Menurut catatan sejarah, bangsa Tionghoa menyebut Indonesia dengan sebutan Nan-hai ("Kepulauan Laut Selatan"). Sedangkan orang India pada ketika itu menyebut bangsa ini dengan nama Dwipantara ("Kepulauan Tanah Seberang"). Adapun bangsa Arab menyebut kepulauan tersebut sebagai Jaza'ir al-Jawi (Kepulauan Jawa). Jadi, ada banyak nama yang digunakan untuk menyebut kepulauan Indonesia, itupun sebutan yang digunakan oleh negara-negara lain.
Pencipta nama Indonesia
Sebenarnya nama Indonesia bukan asli diciptakan oleh orang Indonesia sendiri. Nama Indonesia merupakan sebutan yang pertama kali digunakan oleh seorang etnolog asal Inggris berjulukan George Samuel Windsor Earl. Dia ialah penemu cikal-bakal nama Indonesia.
Earl dan Logan, perintis istilah 'Indonesia' |
Awal mulanya, Earl sebagai seorang yang mendalami ilmu etnologi (ilmu perihal suku bangsa) di wilayah Asia pada ketika itu, bergabung dengan tim jurnalistik di Singapura pada tahun 1847. Earl menjadi redaksi salah satu jurnal yang terbit setiap tahunnya di Singapura.
Pada suatu ketika, Earl menulis sebuah artikel di jurnal yang kala itu terbit tahun 1850. Artikel yang ditulisnya berjudul "On the Leading Characteristics of the Papuan, Australian, and Malay-Polynesian Nations".
Di artikel itu, Earl menegaskan bahwa bangsa-bangsa di Kepulauan Hindia atau Kepulauan Melayu (sebutan Indonesia pada zaman itu) sudah saatnya untuk mempunyai nama khas, semoga tidak rancu dengan India yang asli.
Pada ketika itu Indonesia masih disebut sebagai Kepulauan Hindia, meliputi seluruh wilayah Indonesia dan juga negara Singapura, Malaysia, dan Papua Nugini.
Earl secara terhormat mengusulkan untuk memberi dua pilihan nama, yaitu Indunesia dan Malayunesia. Akhirnya dipilih nama Malayunesia. Jadi, nama Indonesia pada awalnya sempat menjadi Malayunesia.
Kata 'Malayu' berarti ras Melayu, alasannya ialah penduduk di Kepulauan Hindia ini rata-rata memiliki ras Melayu. Sedangkan 'Nesos' dalam bahasa Yunani artinya ialah 'pulau'. Akhirnya resmi digunakan nama Malayunesia untuk menyebut negara-negara di Kepulauan Hindia.
Akhirnya, dalam tulisan-tulisan milik Earl lainnya, dia secara konsisten menggunakan istilah Malayunesia dan membuang istilah Indunesia.
Istilah Indonesia Menggantikan Malayunesia
Dalam jurnal yang sama, pemimpin redaksi tersebut, James Richardson Logan menulis artikel dengan judul "The Etnology of the Indian Archipelago".
Dalam artikelnya, dia mengubah istilah Kepulauan Hindia, alasannya ialah terlalu panjang dengan istilah 'Indunesia' yang pernah dibuang oleh rekan subordinatnya, Earl.
Hal ini dikarenakan penggunaan nama Indonesia lebih cocok dengan pandangan masyarakat Eropa yang pada ketika itu percaya bahwa penduduk Indonesia masih tergolong orang Hindia.
Sehingga, nama Indunesia (Indu artinya Hindia atau India) digunakan untuk mempertahankan keakraban masyarakat Eropa dengan pandangan itu, alasannya ialah sudah terlanjur.
Setelah itu, Logan mengubah abjad u pada Indunesia dengan o, menjadi Indonesia, semoga memudahkan pengucapan.
Pengubahan nama itu sempat disanggah oleh Earl, yang tetap mendukung nama Malayunesia. Tapi, Logan mempertahkankan istilah Indonesia alasannya ialah lebih ringkas dan juga menggambarkan kondisi geografis asli penduduk Indonesia yang notabene berwujud Kepulauan Hindia dekat Samudera Hindia.
Pada ketika mengusulkan nama 'Indonesia', Logan tidak pernah tahu bahwa nama itu di kemudian hari akan menjadi nama resmi. Semenjak pertolongan nama ini, dia selalu menggunakan istilah 'Indonesia' untuk merujuk pada kepulauan Hindia di tulisan-tulisannya.
Istilah 'Indonesia' diberlakukan di Tanah Air
Waktu demi waktu, istilah Indonesia merambah ke penjuru dunia. Para pakar yang menggeluti dunia etnologi dan geografi mulai mengenal nama ini. Termasuk Adolf Bastian, yang kemudian mempopulerkan nama "Indonesia" di negeri Belanda.
Istilah "Indonesia" kemudian terdengar oleh kaum pribumi asli Indonesia. Tokoh terkenal yang kemudian meneruskan istilah ini ialah Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara). Sebelum itu, Logan sudah meninggal pada tahun 1869.
Saat dia diasingkan di Belanda pada tahun 1913, dia membangun usaha percetakan berjulukan Indonesische Persubereau. Nama Indonesische merupakan pelafalan yang diucapkan orang Belanda yang berarti Indonesia. Sama halnya dengan nama 'Singapura' yang dilafalkan sebagai 'Singapore' oleh orang Eropa.
Istilah 'Indonesia' kemudian dipungut oleh tokoh-tokoh revolusioner Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaan sekitar tahun 1920. Nama 'Indonesia' kemudian menjadi identitas bangsa Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaannya.
Alhasil, Belanda, yang kala itu masih menjajah Indonesia, mulai berhati-hati dengan penggunaan kata yang dibuat Logan itu.
Inisiasi-inisiasi lainnya digalakkan menyerupai perubahan nama Indische Vereeniging (Perhimpoenan Hindia) menjadi Indonesische Vereeniging (Perhimpoenan Indonesia). Disusul dengan perubahan nama majalah Hindia Poetra menjadi Indonesia Merdeka, partai politik Perserikatan Komunis Hindia menjadi Partai Komunis Indonesia, dan masih banyak lagi.
Dari pergantian-pergantian yang semakin menggelora, sampai puncaknya pada tahun 28 Oktober 1928 ketika Sumpah Pemuda dituturkan, nama 'Indonesia' dinobatkan sebagai nama tanah air bangsa secara sah.
Hingga hari kemerdekaan NKRI, nama 'Indonesia' tetap digunakan sebagai identitas bangsa dan nama sah negara Republik Indonesia.
Itulah sejarah asal-usul nama Indonesia. Ternyata cukup panjang juga ya. Dengan membaca artikel di atas, kita jadi mampu menyimpulkan bahwa nama Indonesia berasal dari inspirasi dan fatwa orang luar. Semoga artikel ini bermanfaat.
Referensi:
Sumber http://www.maknaistilah.com/