Pernahkah anda menyadari bahwa ada banyak istilah dan perkataan yang salah kaprah dalam Bahasa Indonesia tapi anda tetap menggunakannya. Ada aneka macam istilah yang ibarat itu. Ambil pola kata absen. Banyak yang tidak memahami apa sesungguhnya arti dari absen. Yang dipahami selama ini, mangkir yaitu kehadiran. Padahal tidak demikian.
Jika hendak mencari dan menghitung berapa banyak istilah yang salah kaprah dalam Bahasa Indonesia, sesungguhnya ada banyak sekali. Tapi, kami akan menyajikannya beberapa saja di bawah ini. Silakan pribadi saja simak istilah-istilah yang salah arti tapi sudah memasyarakat yang sudah kami kumpulkan dari banyak sumber.
Rubah vs. Ubah
Banyak orang menggunakan kata ‘rubah’ untuk merujuk pada kata ‘ubah’. Misalnya, “Itu konfigurasinya harus dirubah."
Nah, kata yang benar yaitu ‘diubah’ bukan ‘dirubah’. Bukan ‘merubah’ tapi ‘mengubah’. Adapun dalam KBBI terdapat kata ‘perubahan’ itu sudah benar alasannya yaitu “per-” merupakan prefiks dari kata dasar ‘ubah’.
Nah, kata yang benar yaitu ‘diubah’ bukan ‘dirubah’. Bukan ‘merubah’ tapi ‘mengubah’. Adapun dalam KBBI terdapat kata ‘perubahan’ itu sudah benar alasannya yaitu “per-” merupakan prefiks dari kata dasar ‘ubah’.
Absen
Kita sering mengartikan kata ‘absen’ sebagai ‘hadir’. Teman anda yang hendak membolos sekolah tapi tetap ingin dianggap hadir suatu saat bilang pada anda,
“Titip mangkir dong.”
Padahal kata ‘absen’ menurut KBBI artinya yaitu tidak hadir. Kaprikornus salah kaprah jikalau anda menggunakan kata ‘absen’ untuk mengindikasikan kehadiran anda.
Acuh
Dalam KBBI, ‘acuh’ bermakna peduli. Tapi kita sering salah menafsirkannya sebagai rasa ketidakpedulian. Ada sebuah frase, “Acuh tak acuh”, itu artinya yaitu “peduli nggak peduli”.
Seronok
Orang-orang sering mengartikan kata ‘seronok’ sebagai sesuatu yang tidak patut untuk dilihat. Padahal sesungguhnya tidak demikian. Jika anda membuka KBBI, anda akan menemukan arti dari seronok yaitu enak dilihat. Berarti jikalau ada seseorang yang mengatakan tidak boleh menggunakan pakaian seronok, itu artinya ia menyuruh semoga mengenakan pakaian yang tidak enak dilihat.
Lihatlah pola penggunaan yang baik dan benar:
Penyanyi itu memiliki bunyi yang seronok dan memikat hati.
Geming
Menurut anda apa yang dimaksud dengan geming? Mungkin anda akan mengingat pada kata, ‘tak bergeming’ yang berarti tidak bergerak atau diam. Tapi jikalau anda mengeceknya di KBBI, geming itu sendiri berarti diam. Kaprikornus tak bergeming yaitu tidak diam.
Kita vs. Kami
Kadang dalam menggunakan kata ‘kita’ masih banyak yang mengalami kesalahan.
Contohnya:
A: “Kalian mau pergi kemana?”
B: “Kita mau pergi ke town square”
Seharusnya si B mengganti kata ‘kita’ dengan ‘kami’, alasannya yaitu penggunaan kata ‘kita’ melibatkan si penanya juga sedangkan si penanya sendiri tidak pergi ke town square.
Penyingkatan Salah Kaprah
Ada banyak pola kesalahan dalam menyingkat suatu nama tubuh atau lembaga ibarat nama bank, komunitas, dan sebagainya.
Contoh:
Perseja Jakarta.
Bank BNI/BRI/BTN, dan sebagainya.
Penyingkatan di atas salah alasannya yaitu pada kata ‘Perseja’ sendiri sudah terdapat kata ‘Jakarta’, jadi sesungguhnya tidak perlu ditambahkan kata ‘Jakarta’ lagi di simpulan alasannya yaitu nanti jadinya, “Persatuan Sepakbola Jakarta Jakarta.”
Menunggu Hujan
Penggunaan kalimat ini juga salah. Jika konteksnya seseorang kehujanan kemudian ia menepi, ia tidak perlu mengatakan “Nunggu hujan dulu ah”, alasannya yaitu untuk apa hujan ditunggu. Yang seharusnya ditunggu yaitu hujan reda. Kaprikornus penggunaan kalimat yang sempurna adalah, “Menunggu hujan reda.”
Jam
Ketika ingin mengetahui arah jarum jam, kita sering bertanya, “Sekarang jam berapa?”
Tahukah anda jikalau pertanyaan itu sesungguhnya salah. Pertanyaan yang benar adalah, “Sekarang pukul berapa?”
Air Mancur vs. Air Mancar
Berdasarkan KBBI, pancur yaitu air yang mengalir kebawah, atau yang sering kita lihat pada air keran. Sedangkan pancar yaitu air yang menyebar dan memancar, sehingga penggunaan istilah yang benar untuk mengatakan air yang memancar di tengah bak yaitu ‘air mancar’, bukan air mancur.
Berat vs. Massa
Kadang kita menjumpai orang berbelanja di warung sambil berkata, “Beli telur beratnya 1 kg saja”. Penggunaan kalimat tersebut sejatinya memiliki kesalahan. Jika ingin menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, orang itu harusnya mengganti kata ‘berat’ dengan kata ‘massa’ alasannya yaitu satuan internasional untuk berat ialah newton, jadi itu tidak benar. Tapi bukan menjadi duduk perkara mengingat penggunaan kata ‘berat’ sudah membudaya dan disepakati secara masal oleh masyarakat Indonesia.
Tukang Sampah
Memang sudah benar penggunaan kata ‘tukang sampah’ untuk menyebut orang yang membersihkan sampah di jalanan jikalau merujuk pada KBBI. Tapi, menurut kami pribadi, penggunaan istilah ini rasanya kurang afdal. Seharusnya kita menyebutnya sebagai ‘petugas kebersihan’ semoga lebih kasatmata dalam konotasi penyebutannya ketimbang ‘tukang sampah’.
Rumah Sakit
Dalam KBBI dijelaskan bahwa rumah sakit yaitu gedung untuk merawat orang sakit. Menurut situs ujungkelingking, penggunaan istilah ini sesungguhnya kurang sempurna alasannya yaitu seolah-olah tidak ada orientasi kasatmata pada objek gedung dan seisinya. Akan lebih baik jikalau dahulu namanya dipatenkan sebagai ‘rumah sehat’.
Obat Nyamuk
Istilah ini malah berbanding terbalik dengan istilah ‘rumah sakit’. Obat itu biasanya bekerjasama dengan kesembuhan. Sedangkan disini penggunaan istilah obat nyamuk bersifat membunuh nyamuk, bukan mengobati nyamuk. Kaprikornus secara pribadi ada yang gila dalam penggunaan istilah ini.
Duduk Sebangku
Duduk sebangku biasa diartikan sebagai duduk berdampingan satu sama lain. Tapi istilah ini kurang tepat. Duduk sebangku secara nalar yaitu dua orang atau lebih duduk dalam satu dingklik yang sama. Jika yang dimaksud dingklik disini yaitu dingklik taman mungkin logis juga, alasannya yaitu bangkunya panjang. Tapi, bagaimana jikalau dingklik sekolah yang bangkunya terpisah? Apakah dua orang duduk berpangkuan? Nah, disinilah letak kesalahan istilah tersebut.
Air Putih
Air putih disini maksudnya yaitu air bening atau air mineral. Tapi mau bagaimana lagi, toh masyarakat sudah terbiasa menyebut air mineral sebagai air putih, jadi tidak duduk perkara selama kau dan saya paham artinya.
Itulah beberapa istilah yang salah kaprah. Bagaimana menurut anda? Apakah merema memang salah kaprah secara pemaknaan, logika, dan filologis (tata bahasa)? Sebenarnya masih ada aneka macam istilah yang salah kaprah dalam Bahasa Indonesia. Tapi dengan kesalahkaprahan tersebut, tidak menghambat para pengguna bahasa dalam melaksanakan percakapan dengan baik, selama si A dan si B paham satu sama lain maka tidak masalah.
Referensi:
[1] Nyunyu.com - Bahasa Salah Kaprah
Itulah beberapa istilah yang salah kaprah. Bagaimana menurut anda? Apakah merema memang salah kaprah secara pemaknaan, logika, dan filologis (tata bahasa)? Sebenarnya masih ada aneka macam istilah yang salah kaprah dalam Bahasa Indonesia. Tapi dengan kesalahkaprahan tersebut, tidak menghambat para pengguna bahasa dalam melaksanakan percakapan dengan baik, selama si A dan si B paham satu sama lain maka tidak masalah.
Referensi:
[1] Nyunyu.com - Bahasa Salah Kaprah
[4] Kaskus