Bahasa Jawa Ngapak. Apa itu? Sebuah bahasa etnis yang digunakan oleh secara umum dikuasai masyarakat yang terletak di Jawa Tengah cuilan barat, khususnya kota Banjarnegara, Purbalingga, Purwokerto, Cilacap, dan wilayah Banyumas sekitarnya.
Bahasa Ngapak atau Banyumasan memiliki banyak istilah yang mungkin masih terdengar aneh ditelinga masyarakat yang belum pernah mendengarnya. Bahasa ini juga terkenal lucu akan kosa kata dan intonasinya. Jika anda belum pernah mendengar seseorang berbicara menggunakan bahasa ngapak, anda dapat mendengarkan lawakan Curanmor dalam bentuk audio. Disitu anda akan mendengar komedian yang bercerita menggunakan bahasa ngapak, bahkan kemungkinan anda akan tertawa terpingkal-pingkal. Atau mungkin anda seorang penikmat Stand Up Comedy. Anda dapat menyaksikan show komika berjulukan Wira, alasannya ialah ia berasal dari Banjarnegara dan banyak menggunakan bahasa ngapak dalam setiap pertunjukannya dan menghibur banyak penontonnya.
Banyak kosa kata Bahasa Jawa Ngapak yang berbeda dengan Bahasa Jawa Umum. Kebanyakan istilah yang terdapat dalam bahasa ngapak, menggunakan vokal 'a', sedangkan bahasa jawa umum menggunakan vokal 'o' (contohnya sapa dan sopo). Selain itu, penggunaan istilahnya juga banyak yang berbeda menyerupai 'kencot', 'madhang', 'kiye', dan sebagainya.
Untuk menyingkat, eksklusif saja simak dibawah ini. Ada sekitar 450+ istilah beserta makna kata dalam Kamus Bahasa Ngapak yang saya sajikan dari pengalaman dan sumber disini.
- Acan: (belum)sama sekali
- Aja: Jangan
- Akéh: Banyak
- Alas: Hutan
- Amba: Luas / Lebar
- Ambén: Tempat tidur
- Amleng: Sepi, sunyi, diam
- Ana: Ada
- Angger: Kalau
- Anjog: Sampai
- Antob: Sendawa
- Aran: Nama
- Arang: Jarang
- Arip: Ngantuk
- Aséng: Ajak, mengajak
- Atis: Dingin (untuk cuaca) | Katisen: Kedinginan
- Awak: Badan | Awake Pada Lara: Badannya sakit semua
- Awan: Siang
- Awéh: Memberi | Awéhan: Suka memberi
- Awit/Kawit: Sejak
- Ayuh/Mayuh: Ayo (ajakan untuk ikut)
- Babar pisan/blas: Sama sekali
- Babaran: Melahirkan
- Bacin: Bau yang tidak sedap
- Badhog: Makan (bahasa kasar) | Badhogan: makanan
- Baé/Baén: Saja
- Bagel: Lempar
- Bagol: Kepala cuilan belakang menonjol
- Bakul: Penjual, jualan | Bakul Dhawet: Penjual Dhawet
- Bal: Bola | Bal-balan: Sepak bola
- Bandem: Melempar
- Bandhot: Kambing jantan
- Banggen: Bedug terakhir sebelum shalat
- Barlingmascakep: Akronim dari lima Kabupaten di Jawa Tengah yaitu Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap, dan Kebumen yang mengadakan kerjasama administrasi antar Pemerintah Daerah dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembangunan.
- Batir: Teman
- Batur: Pembantu
- Bawon: Bagian
- Bawor: Salah satu personil Punakawan dalam pewayangan model Banyumasan (Anak sulung Semar)
- Bebeh: Malas; ogah; tidak mau
- Belet: Lumpur
- Belik: Sumber mata air
- Belok: Kotor | Belok Lepot: Kotor sekali
- Bén: Biar
- Bené/Mbéné/Nembé: Baru | Mbéné kober kiyé: Baru sempat nih
- Benthong: Pukul memakai kayu/sejenisnya
- Benting/Bengkung: Semacam kain yg digunakan untuk melilit perut sehabis melahirkan.
- Besengut/Mbesengut: Cemberut
- Beton: Biji nangka
- Bithi: Pukul menggunakan tangan
- Biyung: Ibu, Mama, Bunda
- Blakasuta: Terus terang, apa adanya
- Blarak: Daun kelapa utuh yang masih baru/basah
- Blas: Sama sekali
- Bleketaket: Amat, banget. Menunjukkan rasa makanan yang lunak, pulen dan sebangsanya
- Blekethir: Kaki tangan, suruhan, kelas teri
- Blig/Blég: Kaléng
- Blijing: Telanjang bulat
- Blukang: Pelepah daun kelapa
- Blusuk: Pelosok; Pedalaman | Blusukan: Masuk-masuk ke pelosok
- Bodol: Rusak
- Boléd: Singkong; ketela pohon
- Boléng: Cacat; kekurangan; kelemahan
- Bongkot: Pangkal Pohon
- Brengkolang/Bengkolang: Lempar
- Brug: Jembatan
- Bungah: Senang
- Butul/Gutul: Sampai (datang); tiba | Wis Gutul Ngendi?: Sudah hingga mana?
- Cablak: Doyan ngomong
- Cangkem: Mulut (bahasa kasar)
- Cantug: Sampai
- Cebrik: Becek
- Cédal: Orang yang sukar mengucapkan abjad 'R'
- Cempuleg: Alamak; astaga; tiba-tiba; ternyata (mirip dengan ‘jebul’ dalam Bahasa Jawa umum)
- Cengis: Cabe rawit
- Cengkli: Botol Kecil
- Ciblon: Mandi; bermain air
- Cilaka: Celaka
- Ciwel: Ketan
- Clebek: Kopi
- Cocot: Mulut (bahasa kasar)
- Cokan/Sokan: Masih; suka; adakala (frekuensi waktu) | Inyong Cokan Dolan Maring Nganah: Saya masih (suka) main ke sana
- Cucuk: Mulut (kasar); paruh unggas; paruh burung
- Cumbu: Jinak (untuk hewan)
- Cupet: sedikit (ilmu) | Ilmune Inyong Esih Cupet: Ilmu saya masih sedikit
- Curek: Penyakit abuh indera pendengaran yang mengeluarkan bau tak sedap
- Cuwek: Colok | Cuwek matane: Colok matanya
- Dablongan: Guyonan; lawakan; seenaknya sendiri; kelakar yang berlebihan
- Dayoh: Tamu
- Degan/Dawegan: Kelapa Muda
- Deleng: Lihat
- Dénéng/Déngka: Kok | Dénéng Neng Kono?: Kok di situ?
- Déngklang: Pincang
- Dhéwék: Sendiri | Inyong Dhéwék: Saya sendiri | Inyong Agi Dhéwékan: Saya sedang sendirian
- Dhupak: Tendang
- Dikep/Ndikep: Menangkap (biasanya untuk benda hidup)
- Dina: Hari
- Dingin/Dimin/Dipit/Disit: Dulu | Mengko dingin: Nanti dulu
- Dingklik: Kursi kecil
- Dir: Gundu / Keléréng
- Dopok: Gosip | Ndopok: Ngegosip | Dopokan: Gosipan
- Egin: Masih
- Émbég/Ébég: Bentuk kesenian tari tempat Banyumas yang menggunakan boneka kuda yang terbuat dari anyaman bambu. Tarian Embeg di tempat Banyumas menggambarkan prajurit perang yang sedang menunggang kuda. Gerak tari yang menggambarkan kegagahan diperagakan oleh pemain Ebeg. Di dalam suatu sajian Ebeg akan melalui satu cuilan yang unik yang biasanya di tempatkan di tengah pertunjukan. (Wikipedia)
- Énggal: Sebentar lagi
- Énggané: Andaikan | Énggané Kowe Neng Kéné: Andaikan kau disini
- Engkrék/Ngéngkrék: Bergegas; berjalan dengan penuh semangat
- Entong: Habis | Banyune Wis Entong: Airnya sudah habis
- Ereg/Pereg: Dekat
- Eri: Duri
- Esih/Tésih/Tasih: Masih
- Gagéan/gagéyan: Cepetan; Buruan
- Gajul: Menendang sesuatu memakai ujung kaki
- Ganu: Dulu (waktu lampau)
- Gari/Kari: Tinggal; tersisa | Dhuite Gari Sewu: Uangnya tinggal seribu
- Gathéngan: Berhubungan intim (tabu)
- Gebug: Memukul dengan keras menggunakan alat
- Gedig: Pukul
- Gejig: Linggis; alat dari besi untuk melubangi tanah dll
- Gela: Kesal/Jéngkél
- Gelis: Cepat
- Gembéléngan: Sombong
- Gendul: botol
- Gering: Kurus
- Gething: Tidak suka; benci banget
- Gigal: Jatuh (untuk benda)
- Gili: Jalan
- Githir: Cepat; tergesa-gesa; buru-buru | Mlakuné Githir Temen: Jalannya buru-buru amat
- Giwing: Dataran tinggi/Lereng
- Glathak: Pagar (biasanya yang terbuat dari bambu)
- Glepung: Tepung beras
- Glewéhan: Guyonan; Bercandaan
- Gludug: Petir; Geledek
- Goroh: Bohong
- Gotak: Nyeletuk
- Goték: Melamar
- Grabag-Grubug: Tergesa-gesa
- Grajih: Gergaji
- Gujih/Gujis: Banyak Bicara; Cerewet
- Guyon/Guyonan: Canda/Bercanda
- Idek/Pidek: Injak
- Ijig-ijig/Ujug-ujug: Tiba-tiba
- Ikih: Ini | Bukune Diwaca Baén Ora Mbayar Ikih: Bukunya dibaca saja, tidak membayar ini
- Inyong/Inyongé/Nyong: Saya, aku
- Iwak: Ikan/Daging | Iwak Ayam: Daging Ayam
- Jagong/Njagong: Duduk
- Janggel: Bonggol jagung
- Janjane: Sebenarnya
- Jawil: Colek
- Jejek: Menendang lurus menggunakan telapak kaki
- Jék: Ajak
- Jembangan: Bak penampung air dari tanah liat
- Jenthik: Jari
- Jimot/Jiyot/Jukut/Jukut: Mengambil
- Jor/Jorna: Biarkan
- Jorog/jorogna: Dorong/mendorong
- Jotos: Memukul dengan menggunakan kepalan tangan
- Jujug/Jujugna: Antar/Mengantar
- Jungkat: Sisir
- Ka: Kok | Udu Inyong Ka: Bukan saya kok
- Kaki-Kaki: Kakek-kakek
- Kambi: Dengan
- Kampil: Bantal
- Kampleng: Pukul
- Kanca: Teman
- Kandah: Bicara; ngomong | Kandahan: Ngomong-ngomong/ngobrol
- Kang/kakang: Kakak (laki-laki)
- Karus: Terlanjur | Inyong Wis Karus Tuku Buku: Saya sudah terlanjur beli buku
- Kawus: Jera
- Kaya: Seperti
- Kayongé: Kayaknya; kelihatannya
- Keduman: Dapat bagian
- Kelalén: Lupa
- Keleleb/Kleleb: Tenggelam
- Kelir: Warna
- Kemaki: Sombong
- Kemayu: Sok cantik
- Kemlithak: Belagu; usil; bertingkah
- Kemréwék: Cerewet; banyak ngomong
- Kencot: Lapar
- Kendhat: Bunuh diri
- Keplak: Pukul
- Kepriwé/Keprimén/Kepribén: Bagaimana (sering disingkat priwe, primen, priben)
- Kesambat/Nyambat: Gotong Royong
- Kesuh: Marah
- Ketempuhan: Harus mengganti
- Ketilem: Tenggelam
- Keton/Katon: Terlihat, kelihatan, tampak
- Kiyé: Ini | Kaya kiyé: Seperti ini
- Ko: Biasanya untuk bahasa kependekan yang berarti Anda/kamu. Dalam Bahasa Jawa umum disebut ‘Kowe’
- Koh: Kok
- Kongkon: Suruh | Dikongkon/dikon: Disuruh | Kongkonan: Suruhan
- Kowé: Anda; kamu
- Kucluk: Bodoh
- Kuna: Jaman dulu
- Kungkum: Berendam / Mandi Berendam
- Kur/Gur: Hanya
- Kuwé: Itu | Aja kaya kuwé: Jangan menyerupai itu
- Langka: Tidak ada
- Lara: Sakit
- Laut: Selesai kerja, pulang Kerja
- Lebu: Debu
- Leg: Telan | Keleg: Tertelan | Dileg: Ditelan
- Lejed: Sangat (biasanya untuk jaman) | Kuna Lejed: Jadul banget
- Léjég: Rusak (sudah longgar)
- Lémpogen: Lelah; capek
- Lenga Latung: Minyak Tanah
- Lenga: Minyak Goreng
- Lengob: Bodoh
- Lénjéh: Centil
- Lereng: Sangat (biasanya untuk jaman) | Kuna Lereng: Jadul banget
- Lirih: Lembut; pelan-pelan; tidak keras (suara)
- Liya: Lain | Liyane: Lainnya| Seliyane: Selainnya
- Lobok: Longgar/Kebesaran
- Lodong: Méncrét
- Lombo: Bohong | Nglombo: Berbohong
- Londhog/Lindhig: Jalannya pelan
- Longan: Kolong (biasanya untuk tempat tidur)
- Lunga: Pergi
- Madan/Mandan: Agak
- Madani: Omelin | Diwadani: Diomelin
- Madéih: Nyebelin
- Madhang: Makan
- Magé: Ayo; mari (ajakan)
- Mambrah-mambrah: Berantakan; berserakan
- Manga: Membuka mulut
- Mangga: Mari; silahkan
- Mangsan: Musim
- Mangslup: Masuk
- Maning: Lagi
- Manjat: Naik (Untuk ketinggian, naik pohon dll)
- Marakna: Menyebabkan
- Mathak: Melempar
- Mayeng: Pergi
- Mayuh: Ayo
- Mbajug: Nakal
- Mbandreng: Ingin sekali
- Mbejujag: Kurang ajar; tidak sopan
- Mbejut: Nakal
- Mbekayu: kakak (perempuan)
- Mboké: Ibunya | Mboké Bambang: Ibunya Bambang
- Medhot: Membatalkan puasa wajib/sunnah
- Méléd: Lidah keluar; terjulur lidahnya
- Menangi: Ketemu; mengalami
- Mérad: Pergi
- Meriang: Sakit
- Midun/Mudun: Turun
- Miki: Barusan; belum lama
- Ming: Ke
- Mitaya: Lumrah | Raine Ora Mitayani: Wajahnya tidak nguatin (hinaan)
- Ndeplak/Njeplak: Asal ngomong; asal bunyi
- Ndéyan: Mungkin
- Ndilalah: Kebetulan
- Nék: Kalau
- Ngajog/Kajog: Menyesal
- Nganah: Kesana
- Ngandel: Percaya | Ora Ngandel: Tidak Percaya
- Ngandut: Hamil
- Ngangsu: Mengambil air dari sumur/sumber mata air
- Ngénéh: Ke sini
- Nglogog: Melamun; termenung
- Nglokro: Loyo; lemes
- Ngodé: Kerja
- Ngonoh: Kesitu; Situ
- Ngudang/Ngundang: Manggil
- Nguja: Sengaja | Ora Nguja: Tidak sengaja
- Ningén: Tetapi
- Nini: Nenek | Nini-nini: Nenek-nenek
- Njepat: Terlepas dari ikatan tali
- Njeprah: Banyak sekali
- Olih: Boleh
- Olih-Olih: Oleh-oleh; buah tangan
- Pada: Sama/Kembar
- Padasan: Tempat Wudlu
- Pahal: Kerja
- Paribasan: Ibarat/Peribahasa
- Patia: Begitu | Ora Patia Akeh: Tidak begitu banyak
- Pecicilan: Jelalatan
- Pedangan: Dapur
- Pekarangan: Kebun di sekitar rumah
- Penjorangan: Guyonan; bercanda
- Peso: Pisau
- Petha: Umum | Ora Petha: Tidak wajar
- Pethakilan: Banyak tingkah; nakal
- Pethuk: Temu | Kepethuk: Bertemu
- Péyang/pénjol: Oval
- Pira: Berapa | Regane Pira?: Harganya Berapa?
- Pitik: Anak Ayam
- Playon: Berlarian
- Poran/porah: Biarin
- Pungkasan: Terakhir
- Putu: Cucu
- Rama: Bapak
- Randa: Janda
- Réang: Ramai; berisik
- Rega: Harga
- Rekasa: Sengsara
- Rika: Kamu; sampeyan; panjenengan; anda
- Rikala: Tatkala; sewaktu
- Risban: Kursi panjang
- Rogol: Jatuh/berjatuhan
- Rosa: Tenaganya Kuat
- Ruag: Rusak
- Rumangsa: Merasa
- Runtah: Sampah
- Saben: Setiap
- Sada: Lidi | Sapu sada: Sapu lidi
- Sanding: Sebelah
- Sanga: Angka Sembilan
- Sapa: Siapa
- Sedéla: Sebentar; tidak lama
- Sega: Nasi
- Séjén: Lain/Beda
- Sekang: Dari
- Semblothongan: Sembarangan; asal-asalan
- Semriwing: Angin semilir; sejuk
- Senthong: Kamar Tidur
- Sepetil/sepethil: sedikit
- Siki: Sekarang
- Siwur: Gayung air
- Sogi/Sugi: Diberi | Kasure disogi bantal: Kasurnya diberi bantal
- Sripilan: Bonus; suplemen penghasilan
- Sulung: Anak laron
- Sumed: Menyalakan api / bara
- Sumeng: Gejala demam pada diri seseorang yang tidak terlalu tinggi. Biasanya dikaitkan dengan meriang, kurang nafsu makan dll.
- Takon: Tanya | Pitakon: Pertanyaan
- Tegel: Téga
- Tek/Tak: Kata ganti orang pertama | Wis Tek Bayar: Sudah saya bayar
- Tekan: Sampai tempat Tujuan | Wis tekan: Sudah Sampai
- Téla: Memang | Téla Iya Koh: Memang iya kok
- Tembe/nembe/tembeke: Baru; barusan
- Temen: Sangat; sekali
- Temenan: Benar/Tidak Bohong
- Tésih: Masih
- Téyéng: Bisa
- Tidokna: Tunjukkan | Nidokna: Menunjukkan; memperlihatkan
- Tlatén: Tekun; ulet; kreatif
- Tok/Thok: Saja; doang | Inyong thok sing ora bisa: Saya doang yang tidak bisa
- Trataban: Hati berdebar
- Tum: Dibungkus pakai daun pisang
- Tuma: Kutu Kepala
- Turut: Sepanjang | Turut Gili: Sepanjang jalan
- Ujar: Berkata; menurut | Ujarku: menurutku,
- Umeb: Mendidih
- Uput-uput: Pagi sekali masih samar-samar
- Uwan: Rambut Putih/Uban
- Uyel-uyelan: Desak-desakan
- Wadon: Wanita; perempuan
- Waja: Alat dapur berbentuk cekung terbuat dari logam untuk menggoreng sesuatu.
- Walang: Belalang
- Waléh: Mengaku / Terusterang
- Wates: Batas
- Wedhi: Pasir
- Wedi: Takut
- Weduh: Melihat
- Wei: Beri | Diwei: Diberi
- Wis: Sudah | Sewise/seuwise: Sesudah
- Wisuh/wijik: Cuci kaki/tangan
- Woh: Berbuah
- Yayu/Yayuné: Kakak (perempuan); Mbak
- Yuyu: Kepiting
Cukup banyak bukan? Itulah daftar istilah Bahasa Ngapak dengan maknanya. Jika anda punya kosa kata lain seputar bahasa ngapak, anda dapat menambahkannya di kolom komentar, saya akan menambahkannya kedalam list. Terimakasih banyak atas kunjungannya.