Sejarah Bahasa Indonesia
Bahasa yang kita gunakan ketika ini yaitu bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia pada dasarnya yaitu satu akar dari bahasa Melayu, yang kemudian dijadikan sebagai bahasa resmi bangsa Indonesia sekaligus sebagai bahasa persatuan. Bahasa Indonesia diresmikan pertama kali sebagai bahasa resmi bangsa Indonesia setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, tepatnya sehari setelah Proklamasi dimulai bersamaaan dengan pelaksanaan dimulainya konstitusi. Sebagai bahasa resmi bangsa Indonesia, bahasa Indonesia dipakai sebagai bahasa sehari-hari dalam kehidupan masyarakat, kehidupan berbangsa dan bernegara serta bahasa pengantar resmi di sekolah. Di Timor Leste bahasa Indonesia mempunyai status sebagai bahasa kerja.
Sampai ketika ini, bahasa Indonesia hampir dipakai dan dipahami lebih dari 95% penduduk Indonesia. Walaupun sebagai bahasa resmi bangsa Indonesia, bahasa Indonesia bukanlah bahasa ibu bagi penduduk Indonesia. Karena di Indonesia mempunyai lebih dari 700 jenis bahasa daerah, yang masih dipakai sebagai bahasa percakapan sehari-hari bagi masyarakat setempat. Masyarakat Indonesia seringkali mencampur bahasa kawasan mereka dengan bahasa Indonesia.
Meskipun Indonesia mempunyai bermacam bahasa kawasan masing masing, tapi bahasa Indonesia dipakai sebagai bahasa pengantar resmi di semua jenjang pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi. Disamping juga dipakai sebagai bahasa resmi di media massa, kalangan perjuangan dan hampir semua kalangan dapat mempelajari dengan mudah tata bahasa serta ejaannya. Tata bahasa serta ejaan dari bahasa Indonesia relative sangat mudah dipelajari dalam wanktu singkat. Ejaan pertama kali dari bahasa Indonesia yaitu Ejaan Soewandi yang dipakai semenjak 17 Maret 1947 walaupun ejaan tidak mampu dikatakan ejaan pertama alasannya yaitu ejaan inilah yang telah dikukuhkan pertama kali sebagai ejaan sah pengganti ejaan lama sebelumnya yang belum baku. Setelah Ejaan Soewandi, ejaan yang digunakan yaitu EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) oleh Menteri Mashuri Saleh pada tanggal 23 Mei 1972.
Ada 4 alasan mengapa bahasa Melayu dijadikan bahasa Indonesia:
- Secara Geografis, bangsa Indonesia terletak berdekatan dengan Sememenanjung Malaka, tanpa kita sadari Bahasa Melayu telah menjadi sebuah bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi sehari-hari (lingua franca), sebagai bahasa resmi bangsa Indonesia, bahasa perdangan antar negara tetangga serta bahasa perhubungan.
- Bahasa Melayu merupakan bahasa yang sangat mudah dipelajari alasannya yaitu di dalam bahasa melayu tidak mengenal tingkatan bahasa.
- Beragam suku bangsa di Indonesia, menyerupai Suku Sunda, Suku Jawa, dan suku bangsa lainnya mendapatkan bahasa Melayu sebagai bahasa kebangsaan negara atau nasional dengan sukarela.
- Bahasa Melayu mempunyai kesiapan serta rasa sukarela untuk digunakan sebagai bahasa kebudayaan diantara bangsa rumpun Melayu.
Sejarah Perkembangan EYD
Ejaan itu sendiri mempunyai arti secara bahasa yaitu aturan atau tata cara penulisan kata menggunakan abjad sesui disiplin ilmu bahasa. Dengan ejaan ini dibutuhkan para pemakai bahasa Indonesia dapat menggunakan bahasa Indonesia sesuai aturan yang telah ditetapkan. Dengan memakai ejaan yang benar dalam berbahasa Indonesia dibutuhkan dapat terbentuk kata atau kalimat yang mudah dipahami bagi siapapun yang berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia. Ada beberapa ejaan yang pernah dipakai dalam berbahsa Indonesia, diantaranya :
- Ejaan van Ophuijsen Ejaan van Ophuijsen yaitu ejaan bahasa Melayu yang menggunakan abjad Latin. Charles Van Ophuijsen, Moehammad Taib Soetan Ibrahim serta Nawawi Soetan Ma’moer menyusun ejaan gres ini pada tahun 1896. Pedoman tata bahasa yang dikenal ejaan van Ophuijsen pada tahun 1901 telah resmi diakui pemerintah kolonial Belanda. Ciri-ciri dari ejaan van Ophuijsen :
- Memakai abjad I sebagai pembeda, abjad i diakhir kalimat digunakan sebagai pengganti abjad y.
- Memakai abjad oe sebagai pengganti abjad u, misalnya pada kata soeka, goeroe dan sebagainnya.
- Memakai abjad j sebagai pengganti abjad y, rujukan didalam kata jang, dan sebagainya.
- Menggunakan diakritik menyerupai petik satu yang digunakan sebagai pengganti abjad k menyerupai rujukan pada kata ma’moer, pa’, dan lain sebagainya.
- Ejaan Soewandi Ejaan Soewandi resmi digunakan tahun 1947.
- Huruf oe diejaan lama sudah tidak digunakan dan diganti dengan abjad u.
- Penggunaan tanda petik satu (‘) yang digunakan sebagai penanda untuk suara sentak diganti dengan abjad k menyerupai : tidak, sentak, dan lain sebagainya.
- Dapat menggunakan angka 2 diakhir kata untuk maksud kata yang diulang, misal dalam kata main2, lain2 dan sebagainya.
- Dihilangkannya perbedaan antara awalan yang menggunakan di- dengan kata di depan di.
- Ejaan Yang Disempurnakan Ejaan ini merupakan ejaan terbaku dari sejarah ejaan bahasa Indonesiaini sendiri yang mulai diberlakukan pada tahun 1972. Ejaan Yang Disempurnakan digunakan untuk menggantikan Ejaan Soewandi. Pada tanggal 23 Mei 1972,ada pernyataan bersama yang meresmikan penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan yang ditandatangani oleh Menteri Pelajaran Malaysia (Tun Hussein Onn) dan Mashuri Saleh (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia). Adanya pernyataan bersama tersebut disetujui untuk melaksanakan asas atau aturan yang telah disepakati sebelumnya oleh kedua negara mengenai Ejaan Yang Disempurnakan dan Ejaan Baru. Pada tanggal 16 Agustus 1972, berdasarkan Keputusan Presiden No. 57 Tahun 1972, mulai diberlakukan sistem ejaan Latin untuk bahasa Melayu dan bahasa Indonesia.
- Memakai abjad c sebagai pengganti abjad tj, misalnya rujukan sebagai pengganti kata tjontoh, dan sebagainya.
- Memakai abjad j sebagai pengganti abjad dj, misalnya jalan sebagai ganti kata djalan dan lain sebagainya.
- Memakai kh sebagai pengganti ch.
- Perubahan penulisan nj menjadi ny.
- Perubahan penulisan sj menjadi sy.
- Perubahan abjad j menjadi y.
Ciri-ciri ejaan yang disempurnakan , diantaranya :
Perkembangan Bahasa Indonesia Pada Masa Reformasi
Pada masa reformasi, seiring mulai adanya kebebasan di bidang Media Massa atau pers. Muncullah bahasa media massa atau bahasa pers.
- Semakin beragamnya serta makin banyak jumlah kata singkatan.
- Semakin banyak penggunaan istilah yang diambil dari bahasa aneh didalam mass media khususnya Koran.
Media massa atau pers sangat berjasa dalam sejarah bahasa Indonesia itu sendiri alasannya yaitu dunia pers telah banyak memperkenalkan banyak sekali istilah gres menyerupai : rekonsiliasi, arogan, krooni, provokator, KKN ( Korupsi, Kolusi, Nepotisme) dan sebagainya.
Kedudukan Bahasa Indonesia
- Sebagai Bahasa Nasional Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional ini diperoleh semenjak awal kelahiran bahasa Indonesia yaitu Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928. Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia juga disebut sebagai bahasa persatuan dan pemersatu banyak sekali suku bangsa di Indonesia. Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional mempunyai beberapa fungsi, diantaranya sebagai berikut :
- Bahasa Indonesia sebagai lambang Identitas Bangsa atau Jati diri bangsa.
- Bahasa Indonesia sebagai lambang pujian bangsa dan masyarakat Indonesia.
- Bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu bangsa di banyak kalangan masyarakat Indonesia yang mempunyai beragam suku bangsa, sosial budaya dan bahasa kawasan yang beragam.
- Bahasa Indonesia menjadi alat penghubung antar kawasan dan antar budaya dalam masyarakat Indonesia.
- Sebagai Bahasa Resmi Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi mempunyai landasan yuridis konstitusional, yaitu Pasal 36 UUD 1945 Bab XV. Bahasa Indonesia yang berkedudukan sebagai bahasa resmi bangsa Indonesia mempunyai beberapa fungsi diantaranya :
- Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kenegaraan.
- Bahasa Indonesia digunakan sebagai bahsa pengantar resmi di semua lembaga pendidikan.
- Bahasa Indonesia digunakan sebagai bahsa pengantar resmi di semua lembaga pendidikan.
- Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi dalam analisa dan pemanfaatan ilmu, teknologi serta pengembangan kebudayaan.
Fungsi Bahasa Indonesia
Fungsi baku bahasa Indonesia- alat Pemersatu Bahasa Indonesia digunakan sebagai alat komunikasi antar masyarakat Indonesia, mereka boleh berbeda secara tabiat dan budaya kawasan tapi mereka bersatu alasannya yaitu satu bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia.
- Kepribadian Bangsa Bahasa Indonesia merupakan kepbibadian dan menawarkan harga diri sebagai Bangsa Indonesia.
Bahasa Indonesia merupakan alat komunikasi yang santun dimana kesopanan tersebut membawa kewibawaan bagi Bangsa Indonesia. - Kerangka Bagi Bangsa Indonesia Bahasa Indonesia mempunyai aturan dasar atau kerangka bahasa yang sangat terkontrol dilihat dari sisi tata bahasanya.
Fungsi Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi baik tertulis ataupun ekspresi
- Menurut Santosa,dkk Bahasa yaitu alat komunikasi yang mempunyai fungsi, diantaranya :
- Fungsi Informasi Fungsi bahasa sebagai alat informasi dan mengungkapkan perasaan.
- Fungsi Adaptasi dan Integrasi Fungsi bahasa sebagai alat yang bekerjasama dengan orang diluar diri sendiri (social) dan bertoleransi dengan orang lain.
- fungsi Ekspresi Diri Fungsi bahasa sebagai alat untuk mengungkapkan perasaan atau harapan kita kepada orang lain.
- Fungsi kontrol sosial Fungsi bahasa sebagai media untuk mengatur tingkah laku manusia.
- Menurut Hallyday (1992)
- Fungsi Instrumental Alat untuk mendapatkan sesuatu.
- Fungsi Regulatoris Bahasa sebagai alat pengendali perilaku orang lain.
- Fungsi Interaksional Bahasa yang digunakan sebagai alat berinteraksi atau bekerjasama dengan orang lain.
- Fungsi Personal Bahasa yang mempunyai fungsi sebagai ciri dari seseorang.
- Fungsi Heuuristik Bahasa berfungsi sebagai alat berguru dan menemukan sesuatu yang baru.
- Fungsi Imajinatif Fungsi bahasa sebagai alat mencari karangan atau imajinasi perihal sesuatu.
- Fungsi representative Fungsi bahasa sebagai alat untuk memberikan sebuah gosip atau informasi tertentu kepada orang lain.
Perkembangan Bahasa Indonesia
- Tahun 1908 Pemerintah Hindia Belanda mendirikan penerbit pertama buku bacaan yaitu Commissie voor de Volkslectuur atau Taman Bacaan Rakyat. Tahun 1917 diubah menjadi Balai Pustaka. Penerbit buku tersebut telah menerbitkan bermacam novel menyerupai Siti Nurbaya, dan lain sebagainya yang secara tidak langung membantu penyebaran bahasa Melayu.
- Tanggal 16 Juni 1927 Tokoh yang berjulukan Jahja Datoek Kajo menggunakan bahasa Indonesia dalam pidatonya. Ini pertama kali dilakukan ada seseorang yang berpidato menggunakan bahasa Indonesia di siding Volksraad.
- Tanggal 28 Oktober 1928 Muhammad Yamin secara resmi mengusulkan bahasa Melayu dipakai sebagai bahasa persatuan Indonesia.
- Tahun 1933 Didirikan pertama kali Angkatan Sastrawan Muda yaitu Pujangga Baru yang dipimpin oleh Sutan Takdir Alisyahbana.
- Tahun 1936 Untuk pertama kalinya Sutan Takdir Alisyahbana menyusun Tata Bahasa Baru Bahasa Indonesia.
- Tanggal 25-28 Juni 1938 Diselenggarakan Konggres I Bahasa Indonesia di kota Solo. Dari hasil kongres tersebut disimpulkan bahwa perjuangan pengembangan dan pembinaan bahasa Indonesia harus dilakukan secara sadar dan terperinci terangan oleh budayawan dan cendekiawan Indonesia pada ketika itu.
- 18 Agustus 1945 Resmi penandatanganan UUD 1945 sebagai pedoman bangsa dan pasal 36 UUD 1945 menetapkan bahwa bahasa Indonesia resmi digunakan sebagai bahasa negara.
- Tanggal 19 Maret 1947 Peresmian penggunaan ejaan Republik sebagai pengganti dari ejaan Van Ophuijsen yang sebelumnya telah berlaku atau digunakan.
- Tanggal 28 Oktober - 2 November 1954 Pelaksanaan Kongres II Bahasa Indonesia si kota Medan. Kongres II Bahasa Indonesia ini merupakan perwujudan tekad bangsa Indonesia untuk tetap terus menyempurnakan tata bahasa Indonesia yang diangkat menjadi bahasa kebangsaan serta ditetapkan menjadi bahasa negara bangsa Indonesia.
- Tanggal 16 Agustus 1972 Presiden Repulik Indonesia pada masa itu, yaitu Presiden Soeharto meresmikan penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan atau EYD melalui Pidato Kenengaraan di depan Sidang DPR serta dikuatkan dengan adanya Keputusan Presiden No. 57 tahun 1972.
- Pada tanggal 31 Agustus 1972 Menteri Pendidikan dan menteri Kebudayaan pada masa itu menetapkan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan serta Pedoman Umum Pembentukan Istilah resmi diberlakukan di Indonesia (Wawasan Nusantara).
- Tanggal 28 Oktober - 2 November 1978 Dilaksanakan Kongres III Bahasa Indonesia di Jakarta. Kongres tersebut dilaksanakan untuk memperingati hari Sumpah Pemuda ke-50. Selain untuk memperlihatkan kemajuan, pertumbuhan, dan juga perkembangan bahasa Indonesia, bahasa Indonesia juga telah memantapkan kedudukan dan fungsi bahasa itu sendiri.
- Tanggal 21-26 November 1983
- Dilaksanakan Kongres IV Bahasa Indonesia di Jakarta. Kongres Bahasa Indonesia IV ini dilaksanakan untuk mengenang atau memperingati hari Sumpah Pemuda ke-55. Hasil Konggres ini memutuskan bahwa pengembangan dan pembinaan bahasa Indonesia harus ditingkatkan, sesuai amanat bangsa yang tercantum dalam Garis Garis Besar Haluan Negara (GBHN), dimana mewajibkan kepada seluruh warga negara Indonesia untuk menggunakan bahasa Indonesia dengan benar sehingga dapat tercapai tujuan semaksimal mungkin.
- Tanggal 28 Oktober - 3 November 1988 Dilaksanakan Kongres V Bahasa Indonesia di Jakarta. Kongres V Bahasa Indonesia ini dihadiri oleh perwakilan negara sobat dan 700an hebat bahasa Indonesia dari seluruh wilayah Indonesia. Pada Konggres tersebut dipersembahkan karya dari Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa kepada para pecinta bahasa Indonesia serta penandatanganan resmi Kamus Besar Bahasa Indonesia serta Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.
- Tanggal 28 Oktober - 2 November 1993 Dilaksanakan Kongres VI Bahasa Indonesia di Jakarta. Peserta Konggres terdiri dari 770 hebat bahasa dari Indonesia serta 53 penerima tamu dari negara sobat dan mancanegara. Kongres ini mengusulkan supaya Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa lebih ditingkatkan status kelembagaannya menjadi Lembaga Bahasa Indonesia, dan mengajukan usul biar disusun Undang-undang perihal Bahasa Indonesia.
- Tanggal 26-30 Oktober 1998 Dilaksanakan Kongres VII Bahasa Indonesia di Hotel Indonesia Jakarta. Pada Konggres VII ini diusulkan dibentuknya Badan Pertimbangan Bahasa.
Ujung tombak Bahasa Indonesia itu sendiri semenjak Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, mengukuhkan fungsi dan kedudukan bahasa Indonesia secara perundangan atau konstitusional sebagai bahasa nasional. Sekarang ini bahasa Indonesia telah digunakan oleh kebanyakan masyarakat Indonesia, baik itu di tingkat sentra ataupun daerah.
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat saya simpulkan dari materi diatas yaitu sebagai berikut:
- Bahasa melayu merupakan sumber bahasa dari terciptanya bahasa Indonesia.
- Secara sosiologis, pada tanggal 28 oktober bahasa Indonesia mulai digunakan sebagai bahasa persatuan. Tetapi, bahasa Indonesia secara yuridis di akui setelah indonesia merdeka yaitu pada tanggal 18 Agustus 1945.
- Bahasa Melayu diangkat sebagai bahasa Indonesia, hal ini alasannya yaitu bahasa melayu sudah sering digunakan sebagai bahasa pergaulan atau lingua franca di nusantara serta bahasa Melayu merupakan bahasa yang sederhana sehingga mudah dipelajari dan bahasa melayu tidak terdapat tingkatan bahasa.
Dengan demikian maka telah selesai pembahasa kita mengenai sejarah bahasa Indonesia, fungsi bahasa Indonesia, dan perkembangan bahasa Indonesia. Jangan lupa untuk mengunjungi artikel-artikel yang tentunya juga menarik pada blog ini.